Role of Leptin on Oral Glucose Tolerance Test in Type 2 DM Patients
Catur Ambar Wati
Abstract
Latar Belakang : DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Gejala yang dikeluhkan pada penderita Diabetes Melitus yaitu polidipsi, poliuri, polifagia, penurunan berat badan, dan kesemutan. Tes toleransi glukosa oral merupakan tes yang digunakan untuk menegakkan diagnosis DM saat level glukosa darah kurang tegas, saat kehamilan, atau untuk skrining DM maupun TGT. Leptin merupakan hormon yang diproduksi oleh sel lemak yang meregulasi penimbunan lemak di tubuh dan menyesuaikan antara rasa lapar dengan pengeluaran energi. Tujuan : Mengetahui lebih lanjut tentang peran leptin terhadap TTGO pada penderita DM Tipe 2 Metode : Menggunakan studi literatur dari jurnal baik nasional maupun internasional untuk menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai topik yang dibahas dengan cara meringkas topik pembahasan dan membandingkan hasil yang disajikan dalam artikel. Hasil : Leptin terhadap pemeriksaan TTGO pada individu dengan toleransi glukosa terganggu berpeluang lebih besar menjadi diabetes melitus apabila tidak ada intervensi pada gaya hidupnya. Kesimpulan : Leptin berperan terhadap pemeriksan TTGO pada penderita DM Tipe 2.
Downloads
References
Al-Daghri, NM., et al. (2007). Serum leptin and its relation to anthropometric measures of obesity in pre-diabetic Saudis. Cardiovasc Diabetol [Internet], 6(1), 18.
Ayuni, N. M. (2020). Efek Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Diabetes Tipe 2. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11(1 SE-Articles). https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.350
Buraerah, H. (2010). Analisis Faktor Risiko Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas Tanrutedong, Sidenreg Rappan. Jurnal Ilmiah Nasional. Retrived from http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID= 61&src=a&id=186192
Erwan & Kadir. (2014). Hubungan Antara Obesitas Dan Keturunan Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Di Poliklinik Penyakit Dalam Rsud Labuang Baji Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 5(1), 47-52
Fatimah, RN. (2015). Diabetes Melitus Tipe 2, 4(5), 93-101
Friedman, JM. (2009). Leptin at 14 y of age: An ongoing story. Am J Clin Nutr, 89(3), 973–979
Harding, Anne Helen et al. (2003). Dietary Fat adn Risk of Clinic Type Diabetes. American Journal of Epidemiology,15(1), 150-159.
Hardjoeno, H et al. (2007). Interprestasi hasil tes laboratorium diagnostik. Hasanuddin University Press (LEPHASS): Makassar.
Hastuti, RT. (2008). Faktor-faktor Risiko Ulkus Diabetika Pada Penderita Diabetes Melitus Studi Kasus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. [dissertation] Universitas Diponegoro (Semarang)
Henry, JB., McPherson, RA., Pincus, MR. (2016). Henry’s clinical diagnosis and management by laboratory methods. Edisi ke-23. Philadelphia: Saunders Elsevier. hlm. 812-34.
Irwansyah, I., & Kasim, I. (2020). Deteksi Dini Risiko Diabetes Melitus Pada Staff Pengajar Stikes Megarezky Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11(1 SE-Articles). https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.343
Jeffrey, A., et al. (2009). Stronger Relationship Between Central Adiposity And C Reactive Protein In Older Women Tahn Men’, Source Menopause: 16, 84-89 (Diakses pada: 1 Agustus 2020).
Manaf, A. (2013). Prediabetes. In: Subbagian Endokrin Metabolik, Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas / RSUP Dr M Jamil Padang. p. 1–8.
Nikmah, UA & Dany, F. (2017). Kadar Leptin sebagai Petanda Diabetes pada Individu dengan Diabetes dan Toleransi Glukosa Terganggu. Buletin Penelitian Kesehatan, 45(3), 145-152
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). (2015). Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB PERKENI. hlm. 11-4.
Purnamasari, D. (2014). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. In Setiati dkk (ed). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta: FKUI, : 2323-7.
Sari, N., Octarianingsih, F., Ladyani, F., & Kurniawan, B. (2020). Tes Toleransi Glukosa Oral pada Ibu Hamil Trimester II Dan III di Puskesmas Rajabasa Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11
(1 SE-Articles). https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.224
Sharifi, F., Yamini, M., Esmaeilzadeh, A., Mousavinasab, N., Shajari, Z. (2013). Acylated ghrelin and leptin concentrations in patients with type 2 diabetes mellitus, people with prediabetes and first degree relatives of patients with diabetes, a comparative study. J Diabetes Metab Disord [Internet], 12(1), 51
Snijder, MB., Heine, RJ., Seidell, JC., Bouter, LM., Stehouwer, CDA., Nijpels, G., et al. (2006). Associations of adiponectin levels with incident impaired glucose metabolism and type 2 diabetes in older men and women the hoorn study. Diabetes Care, 29(11), 2498–503.
Sudoyo, AW., et al. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, edisi kelima. Jakarta: Interna publishing, h.1961.
Teixeria, L. (2011). Regular physical exercise training assists in preventing type 2 diabetes development: focus on its antioxidant and anti-inflammantory properties. Biomed Central Cardiovascular Diabetology, 10(2), 1-15.
Wild, S., et al. (2004). Global prevalence of diabetes: estimates for the year 2000 and projections for 2030. Diabetic care, 27(3), 1047-1053
Zimmet PZ., et al. (1998). Is there a relationship between leptin and insulin sensitivity independent of obesity? A population-based study in the Indian Ocean nation of Mauritius. Mauritius NCD Study Group. Int J Obes Relat Metab Disord [Internet], 22(2), 171–177.
Zyriax, B., Salazar, R., Hoeppner, W., Vettorazzi, E., Herder, C., Windler, E. (2013). The association of genetic markers for type 2 diabetes with prediabetic status - cross-sectional data of a diabetes prevention trial. PLoS One, 8(9), 75807.
3.png){kind=logo}
